GempaR Tolak Kedatangan Jokowi (Foto: Mikha Gobay/Suara Papua).
JAYAPURA, West Papua --- Gerakan Pemuda dan
Rakyat Papua (Gempa-R), menolak rencana kedatangan Presiden Joko Widodo
(Jokowi), yang direncanakan menghadiri perayaan natal nasional, di
Jayapura, Papua, pada tanggal 27 Desember 2014.
"Jokowi datang bukan untuk merayakan natal, tapi bertujuan memantau
lokasi-lokasi strategis ekonomi jangka panjang di tanah Papua," kata
Samuel Womsiwor, mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen), Papua, saat
memberikan keterangan pers, Jumat (12/12/2014).
Menurut Womsiwor, hal ini terlihat dari bebeberapa pernyataan Jokowi
yang meminta Gubernur Papua untuk menyiapkan lahan investasi sebesar 2
juta hektar di tanah Papua.
"Yang digencar-gencarkan tahun 2015 untuk Papua adalah lahan
investasi, ini sama saja membunuh orang asli Papua," kata Womsiwor.
(Baca: Gubernur Papua: Stop Kirim Orang Miskin dari Jawa ke Papua!)
Berdasarkan data yang dimiliki, menurut Womsiwor, jumlah orang Papua
dari tahun ke tahun semakin menurun, dengan kehadiran investasi tentu
akan semakin mengancam eksistensi orang asli Papua.
"Berdasarkan data statistik jumlah orang asli Papua tahun 2010
sebanyak 2.220.934, sedangkan non-Papua 2.833.381 dan berdasarkan data
KPU tahun 2014, jumlah penduduk di Papua 4.224.232, artinya orang
non-Papua saat ini mendominasi tanah Papua," tegasnya.
Sementara itu, Teko Kogoya, Ketua Forum Independen Mahasiswa
(FIM), dalam kesempatan yang sama mengatakan, beberapa kebijakan yang
diambil Jokowi telah menuai kontroversial bagi OAP seperti pengangkatan
mentri Ryamizard Ryacudu sebagai Menteri Pertahanan.
"Padahal Ryacudu otak dari pembunuhan tokoh besar Papua, Theys Eluay,
juga pengankataan Yohana Yembise yang mungkin sengaja menciptakan
konflik horizontal antara orang asli Papua," tegas Kogoya.
Yang lebih menyakitkan orang Papua, lanjut Kogoya, di Kabupaten
Paniai, aparat keamanan telah membantai lima orang warga sipil, dan 17
orang lainnya luka-luka. (Baca: Aparat TNI/Polri Tembak Mati Empat Warga Sipil di Kabupaten Paniai).
"Ini semua bukti bahwa pemerintah (Negara) tidak menjamin keamanan
dan kesejahteraan Rakyat Papua, OAP akan selalu dilakukan seperti
begini, karena itu kami jelas menolak kedatangan Jokowi di Papua,"
ungkapnya.
Sebelumnya, sejumlah pimpinan gereja di tanah Papua dengan tegas
menolak kehadiran Presiden Joko Widodo yang akan merayakan natal dengan
menghamburkan puluhan milyar. (Baca: Pimpinan Gereja Tolak Rencana Presiden Jokowi Hadiri Perayaan Natal di Papua).
“Rakyat Papua sedang berduka karena pembantain di Paniai, sedangkan
Jokowi ingin merayakan natal di Jayapura dengan habiskan dana puluhan
miliar, damai apa yang Jokowi mau bawa, kami dengan tegas menolak
kedatangan Jokowi di Papua,” kata Giay.
Giay mengatakan, saat Jokowi akan datang ke Papua, penculikan,
pembunuhan dan pembantaian orang asli Papua masih terus terjadi, karena
itu tidak ada artinya Presiden Indonesia merayakan natal di tanah
Papua.
“Jokowi sama saja dengan presiden-presiden terdahulu, datang satu
hari natal, tapi kekerasan jalan terus, yang kami minta Jokowi buat
kebijakan yang benar-benar menyentuh hati orang Papua,” kata Giay.
Editor: Oktovianus Pogau
MIKHA GOBAY