Melanesia merupakan ras yang umumnya berkulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat, serta profil tubuh atletis.
Masyarakat adat Molo, Timor Tengah Selatan NTT, melakukan ritual di tanah wilayah adatnya yang dikelola bersama-sama. (Feri Latief) |
Keberadaan
bangsa ras Melanesia beserta kebudayaannya sedang berusaha dikuak.
Manusia dengan ras Melanesia umumnya mendiami sejumlah provinsi bagian
timur Indonesia, yakni Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Maluku,
dan Maluku Utara. Bahkan, Nusa Tenggara Timur diproyeksikan menjadi
pusat kajian Melanesia di Indonesia.
Hal tersebut mengemuka dalam konsultasi publik tentang Melanesia di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Nusa Tenggara Timur (NTT), di Kupang, Rabu (18/2). Pertemuan yang dipandu Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga NTT Pieter Manuk itu melibatkan akademisi, budayawan, dan pejabat terkait kebudayaan.
Melanesia merupakan ras yang umumnya berkulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat, serta profil tubuh atletis. Konsultasi publik tersebut bertujuan mengumpulkan beragam masukan untuk menyongsong penyelenggaraaan Festival Melanesia Internasional di Kupang, Oktober mendatang.
"Festival itu menurut rencana diikuti perwakilan dari delapan negara ras Melanesia," ujar Pieter Manuk. Selain di bagian timur Indonesia, ras Melanesia menjadi populasi mayoritas sejumlah negara di Pasifik Selatan, seperti Papua Niugini, Fiji, Kepulauan Salomon, Vanuatu, Kaledonia Baru, Palau, dan Timor Leste.
"NTT diproyeksikan menjadi pusat kajian Melanesia di Indonesia. NTT, yang kini berpenduduk 4,6 juta jiwa mayoritas ialah ras atau campuran Melanesia. Proyeksi itu secara lisan sudah disetujui Kementerian Luar Negeri Indonesia," tutur Leo Nahak, yang merupakan mantan Kepala Museum NTT.
Dia juga mencatat, sejumlah ritual dan tarian rakyat, seperti Tari Perang di NTT, mirip dan masih bertahan di Papua Niugini, Fiji, Kepulauan Salomon, atau negara ras Melanesia lainnya.
Hal tersebut mengemuka dalam konsultasi publik tentang Melanesia di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Nusa Tenggara Timur (NTT), di Kupang, Rabu (18/2). Pertemuan yang dipandu Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga NTT Pieter Manuk itu melibatkan akademisi, budayawan, dan pejabat terkait kebudayaan.
Melanesia merupakan ras yang umumnya berkulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat, serta profil tubuh atletis. Konsultasi publik tersebut bertujuan mengumpulkan beragam masukan untuk menyongsong penyelenggaraaan Festival Melanesia Internasional di Kupang, Oktober mendatang.
"Festival itu menurut rencana diikuti perwakilan dari delapan negara ras Melanesia," ujar Pieter Manuk. Selain di bagian timur Indonesia, ras Melanesia menjadi populasi mayoritas sejumlah negara di Pasifik Selatan, seperti Papua Niugini, Fiji, Kepulauan Salomon, Vanuatu, Kaledonia Baru, Palau, dan Timor Leste.
"NTT diproyeksikan menjadi pusat kajian Melanesia di Indonesia. NTT, yang kini berpenduduk 4,6 juta jiwa mayoritas ialah ras atau campuran Melanesia. Proyeksi itu secara lisan sudah disetujui Kementerian Luar Negeri Indonesia," tutur Leo Nahak, yang merupakan mantan Kepala Museum NTT.
Dia juga mencatat, sejumlah ritual dan tarian rakyat, seperti Tari Perang di NTT, mirip dan masih bertahan di Papua Niugini, Fiji, Kepulauan Salomon, atau negara ras Melanesia lainnya.
(ANS/Kompas)